IMPLEMENTASI ASESMEN DIAGNOSTIK NONKOGNITIF GAYA BELAJAR TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IX F SMP NEGERI 1 KOTA SERANG
DOI:
https://doi.org/10.62667/begibung.v3i5.257Keywords:
Peserta didik, Asesmen diagnostik nonkognitif, Gaya Belajar,.Abstract
Penelitian ini mengkaji permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP yang sering kali terkendala oleh rendahnya minat, motivasi, dan keterampilan berbahasa peserta didik. Salah satu penyebabnya adalah pendekatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher-centered), yang gagal mengakomodasi keragaman karakteristik siswa. Untuk mengatasi hal ini, penelitian ini mengusulkan penerapan asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran. Asesmen ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar (visual, auditori, dan kinestetik) serta aspek non-akademis lainnya, seperti kondisi psikologis dan emosional siswa. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan kuesioner asesmen diagnostik non-kognitif. Data dianalisis dengan model Miles & Huberman (1992), yang meliputi tiga tahapan: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan asesmen diagnostik non-kognitif terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. Dari 41 siswa kelas IX F di SMP Negeri 1 Kota Serang, teridentifikasi 10 siswa dengan gaya belajar visual, 10 siswa auditori, dan 21 siswa kinestetik. Pemetaan ini memungkinkan guru untuk merancang strategi pembelajaran yang personal dan berdiferensiasi, seperti menggunakan media gambar untuk siswa visual, diskusi untuk siswa auditori, dan praktik langsung untuk siswa kinestetik. Integrasi pemahaman gaya belajar ini ke dalam empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) secara signifikan meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa. Kesimpulannya, penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dengan guru sebagai fasilitator. Penerapan asesmen diagnostik non-kognitif adalah solusi strategis untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, efektif, dan bermakna, serta membantu siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara psikologis dan emosional.
Downloads
References
Anvionita, L., Rustam, & Rahmawati, S. (2025). Implementasi Asesmen Diagnostik Non Kognitif dalam Meningkatkan Keterampilan Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa SMP. ALFABETA: Jurnal Bahasa, sastra, dan Pembelajarannya, 55.
Barlian, & Solekah. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. JOEL: Journal of Educational and Language Research.
Edil Wijaya, Nur (2024). Assesment Diagnostik Non Kognitif & Panduan Assdik Notif untuk Guru BK dan Mata Pelajaran.
Johnson, Eliane B. (2010). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikakan dan Bermakna. Bandung: Kaifa.
Miles, & Huberman. (1992). Analisis data kualitatif.
Putri Nigrat. (2018). Kontribusi Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar.
Sofiana, S. (2024). PELAKSANAAN ASESMEN DIAGNOSTIK NON-KOGNITIF DALAM MEMETAKAN KEBUTUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X AKL 2 DI SMK NEGERI 2 SEMARANG. Jurnal Imiah PGSD FKIP Universitas Mandiri, 214.
Suyatno dkk (2014). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Membangun Karakter Mahasiswa melalui Bahasa). Bogor. In Media.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ahyani, Auliyanti Savira, Dian Oktaviani, Jundan Firdaus

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
CC Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0






